Selasa, 13 Maret 2012

UJI LARUTAN LIPID

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
UJI LARUTAN LIPID
OLEH :
NAMA                                    : NIKMATUL KHOIRIYAH
NIM                                         : D1C010015
PRODI                                     : THP
DOSEN PEMBIMBING          : SILVI LEILA RAHMI,S.TP,MSI


TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011





I.PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
            Lemak atau lipid merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak juga merupakan sumber energy yang lebih efektif di banding dengan karbohidrat dan protein. Lemak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak sering kali di tambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolaha pangan, lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak gorenng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan margarine.
            Di samping itu, penambahan lemak di maksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan, seperti penambahan shortening pada pembuatan kue-kue. Lemak yang di tambahkan ke dalam bahan pangan atau di jadikan bahan pangan membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, apokat, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak yang biasanya termakan barsama bahan tersebut. Lemak tersebut di kenal sebagai lemak tersembunyi (invisible fat). Sedang lemak yang telah di ekstraksi dari ternak atau bahan nabati  dan di murnikan di kenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak kasat mata (visible fat).
1.2 TUJUAN
            Praktikum ini di laksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA
          Lipid merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang di cirikan oleh sifat kelarutannya. Terutama lipid tidak bisa larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar seperti eter. Lemak atau minyak ialah triester dari gliserol dan di sebut trigliserida. Bila lemak atau minyak di didihkan dengan alkali, kemudian mengasamkan larutan yang di hasilkan, maka akan di dapatkan gliserol dan campuran asam lemak. Lemak atau minyak merupakan asam karboksilat atau asam alkanoat jenuh alifatis (tidak terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, rantai lurus, panjang tak bercabang) dengan gugus utama –COOH dalam bentuk ester atau gliserida yaitu sesuatu jenis asam lemak atau beberapa jenis asam lemak dengan gliserol suku tinggi. (Winarno)
            Minyak atau lemak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak merupakan sennyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Struktur umumnya adalah :
CH2-O-C-R1
CH-O-C-R2
CH2-O-C-R3
R1,R2 dan R3 adalah gugus alkil mungkinsaja sama atau juga beda. Gugus alkil tersebut di badakan sebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat ikatan rangkap) dan tidak jenuh (terdapat ikatan rangkap). (Hart,2003)
            Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini bereaksi dengan basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun dengan residu gliserol. Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun ( R COONa atau R COOK ) mempunyai bagian yang bersifat hidrofil (- COO -) dan bagian yang bersifat hidrofob (R – atau alkil). Bagian karboksil menuju air dan menghasilkan buih (kecuali pada air sadah), sedangkan alkil (R -) menjauhi air dan membelah molekul atau kotoran (flok) menjadi partikel yang lebih kecil sehingga air mudah membentuk emulsi atau suatu lapisan film dengan kotoran. Air adalah senyawa polar sedangkan minyak adalah senyawa non polar, jadi keduanya sukar bercampur oleh karena itu emulsinya mudah pecah. Untuk memantapkan suatu emulsi perlu di tambahkan suatu zat elmugator atau zat pemantap. (Wikipedia, 2009)
            Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya. Asam lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. (Wikipedia, 2009)



III. METODE
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
            Praktikum ini di laksanakan pada hari selasa, tanggal 27 Desember 2011 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB. Di laboratorium Teknologi Hasil Pertanian.
3.2 ALAT DAN BAHAN
Ø  Minyak kelapa
Ø  Alkohol 96%
Ø  Kloroform
Ø  Eter
Ø  Air suling (aquadest)
Ø  Larutan Na2CO3 0,5%
Ø  Tabung reaksi
Ø  Penjepit tabung
Ø  Pipet ukur
Ø  Pipet tetes
3.3 PROSEDUR KERJA
1)      Siapkan alat dan bahan yang di perlukan
2)      Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut dengan : air suling, alcohol 96%, eter, kloroform dan Na2CO3
3)      ­Tambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa
4)      Kocoklah sampai homogen, lalu biarkan beberapa saat
5)      Amati sifat kelarutannya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PERCOBAAN
No
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
1
Air suling
1 ml
-
-
-
-
2
Alkohol 96%
-
1ml
-
-
-
3
Eter
-
-
1ml
-
-
4
Kloroform
-
-
-
1ml
-
5
Na2CO3 5%
-
-
-
-
1ml
6
Minyak kelapa
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2tetes
2 tetes
Kocok tabung sampai homogen, biarkan beberapa saat
Hasil :
Larut/ tidak larut/ terbentuk emulsi


Tidak larut/ sedikit larut/ tidak ada terjadi emulsi

Larut/ terbentuk emulsi










4.2 PEMBAHASAN
            Pada pengujian terhadap kelarutan berbagai jens minyak dan lemak, di gunakan berbagai macam pelarut, yaitu air suling (aquadest), alcohol 96%, eter, kloroform, Na2CO3 5% dan minyak kelapa. Kelarutan minyak dan lemak dalam suatu pelarut di tentukan oleh sifat polaritas asam lemaknya. Asam lemak polar cenderung larut dalam pelarut polar dan tidak larut dengan asam lemak nonpolar. Asam lemak yang derajat ketidakjenuhannya tinggi akan lebih mudah larut dari pada asam lemak yang darajat ketidakjenuhannya rendah. Selain itu panjang rantai suatu karbon dapat mempengaruhi kelarutan. Semakin panjang rantai karbon, semakin sukar larutnnya.

V. KESIMPULAN
          Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Lemak adalah bahan yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar
2.      Minyak tergolong dalam senyawa nonpolar akibatnya minyak hanya dapat larut dalam sennyawa nonpolar.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Harisdianto,2010.Laporan Lemak.http://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/lap-lemak.pdf.
(Diakses pada tanggal 26 Januari 2010)
Lehninger,AL.1995.Dasar-dasar Biokimia.Erlangga.Jakarta
Winarno. Kimia Pangan dan Gizi.PT GRAMEDIA.Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar