LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA
UJI
LARUTAN LIPID
OLEH
:
NAMA : NIKMATUL KHOIRIYAH
NIM : D1C010015
PRODI : THP
DOSEN PEMBIMBING : SILVI LEILA RAHMI,S.TP,MSI
TEKNOLOGI
HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2011
I.PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Lemak atau lipid merupakan zat
makanan yang penting untuk menjaga kesehatan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak juga merupakan sumber energy yang
lebih efektif di banding dengan karbohidrat dan protein. Lemak terdapat pada
hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak
sering kali di tambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai
tujuan. Dalam pengolaha pangan, lemak berfungsi sebagai media penghantar panas,
seperti minyak gorenng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan
margarine.
Di samping itu, penambahan lemak di
maksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan
pangan, seperti penambahan shortening pada pembuatan kue-kue. Lemak yang di
tambahkan ke dalam bahan pangan atau di jadikan bahan pangan membutuhkan
persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Berbagai bahan pangan seperti daging,
ikan, telur, susu, apokat, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung
lemak yang biasanya termakan barsama bahan tersebut. Lemak tersebut di kenal
sebagai lemak tersembunyi (invisible fat). Sedang lemak yang telah di ekstraksi
dari ternak atau bahan nabati dan di
murnikan di kenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak kasat mata (visible
fat).
1.2
TUJUAN
Praktikum ini di laksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid merupakan
penyusun tumbuhan atau hewan yang di cirikan oleh sifat kelarutannya. Terutama
lipid tidak bisa larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar seperti
eter. Lemak atau minyak ialah triester dari gliserol dan di sebut trigliserida.
Bila lemak atau minyak di didihkan dengan alkali, kemudian mengasamkan larutan
yang di hasilkan, maka akan di dapatkan gliserol dan campuran asam lemak. Lemak
atau minyak merupakan asam karboksilat atau asam alkanoat jenuh alifatis (tidak
terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, rantai lurus, panjang tak
bercabang) dengan gugus utama –COOH dalam bentuk ester atau gliserida yaitu
sesuatu jenis asam lemak atau beberapa jenis asam lemak dengan gliserol suku
tinggi. (Winarno)
Minyak atau lemak merupakan lipida
yang banyak terdapat di alam. Minyak merupakan sennyawa turunan ester dari
gliserol dan asam lemak. Struktur umumnya adalah :
CH2-O-C-R1
CH-O-C-R2
CH2-O-C-R3
R1,R2
dan R3 adalah gugus alkil mungkinsaja sama atau juga beda. Gugus alkil tersebut
di badakan sebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat ikatan rangkap) dan tidak
jenuh (terdapat ikatan rangkap). (Hart,2003)
Lemak adalah suatu gliserida dan
merupakan suatu ester. Apabila ester ini bereaksi dengan basa maka akan terjadi
saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun dengan residu gliserol. Sabun
dalam air akan bersifat basa. Sabun ( R COONa atau R COOK ) mempunyai bagian
yang bersifat hidrofil (- COO -) dan bagian yang bersifat hidrofob (R – atau
alkil). Bagian karboksil menuju air dan menghasilkan buih (kecuali pada air
sadah), sedangkan alkil (R -) menjauhi air dan membelah molekul atau kotoran
(flok) menjadi partikel yang lebih kecil sehingga air mudah membentuk emulsi
atau suatu lapisan film dengan kotoran. Air adalah senyawa polar sedangkan
minyak adalah senyawa non polar, jadi keduanya sukar bercampur oleh karena itu
emulsinya mudah pecah. Untuk memantapkan suatu emulsi perlu di tambahkan suatu
zat elmugator atau zat pemantap. (Wikipedia, 2009)
Asam lemak tidak lain adalah asam
alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Karena
berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak
jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal
di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki
paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya. Asam
lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati
atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam
ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan
menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena
lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. (Wikipedia, 2009)
III.
METODE
3.1
WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini di laksanakan pada
hari selasa, tanggal 27 Desember 2011 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB.
Di laboratorium Teknologi Hasil Pertanian.
3.2
ALAT DAN BAHAN
Ø Minyak
kelapa
Ø Alkohol
96%
Ø Kloroform
Ø Eter
Ø Air
suling (aquadest)
Ø Larutan
Na2CO3 0,5%
Ø Tabung
reaksi
Ø Penjepit
tabung
Ø Pipet
ukur
Ø Pipet
tetes
3.3
PROSEDUR KERJA
1)
Siapkan alat dan bahan yang di perlukan
2)
Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan
kering. Berturut-turut dengan : air suling, alcohol 96%, eter, kloroform dan Na2CO3
3)
Tambahkan pada setiap tabung 2 tetes
minyak kelapa
4)
Kocoklah sampai homogen, lalu biarkan
beberapa saat
5)
Amati sifat kelarutannya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PERCOBAAN
No
|
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
2
|
Tabung
3
|
Tabung
4
|
Tabung
5
|
||
1
|
Air
suling
|
1
ml
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
2
|
Alkohol
96%
|
-
|
1ml
|
-
|
-
|
-
|
||
3
|
Eter
|
-
|
-
|
1ml
|
-
|
-
|
||
4
|
Kloroform
|
-
|
-
|
-
|
1ml
|
-
|
||
5
|
Na2CO3
5%
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1ml
|
||
6
|
Minyak
kelapa
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2tetes
|
2
tetes
|
||
Kocok tabung sampai
homogen, biarkan beberapa saat
|
||||||||
Hasil
:
Larut/
tidak larut/ terbentuk emulsi
|
Tidak
larut/ sedikit larut/ tidak ada terjadi emulsi
|
Larut/
terbentuk emulsi
|
||||||
4.2 PEMBAHASAN
Pada
pengujian terhadap kelarutan berbagai jens minyak dan lemak, di gunakan
berbagai macam pelarut, yaitu air suling (aquadest), alcohol 96%, eter,
kloroform, Na2CO3 5% dan minyak kelapa. Kelarutan minyak
dan lemak dalam suatu pelarut di tentukan oleh sifat polaritas asam lemaknya.
Asam lemak polar cenderung larut dalam pelarut polar dan tidak larut dengan
asam lemak nonpolar. Asam lemak yang derajat ketidakjenuhannya tinggi akan
lebih mudah larut dari pada asam lemak yang darajat ketidakjenuhannya rendah.
Selain itu panjang rantai suatu karbon dapat mempengaruhi kelarutan. Semakin
panjang rantai karbon, semakin sukar larutnnya.
V. KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.
Lemak adalah bahan yang tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar
2.
Minyak tergolong dalam senyawa nonpolar
akibatnya minyak hanya dapat larut dalam sennyawa nonpolar.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Harisdianto,2010.Laporan
Lemak.http://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/lap-lemak.pdf.
(Diakses pada tanggal 26 Januari 2010)
Lehninger,AL.1995.Dasar-dasar
Biokimia.Erlangga.Jakarta
Winarno.
Kimia Pangan dan Gizi.PT GRAMEDIA.Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar